Kisah Queen Seondeok ini memiliki akhir yang mungkin tidak diharapkan penonton, karena berakhir dengan kematian sang ratu seondeok (Deokman). Tetapi sebelum dia meninggal karena sakit yang dideritanya, dia telah benar-benar melaksanakkan semua tugas yang diembannya sebagai seorang Raja. Meletakkan dasar penyatuan 3 negara, memajukan kerajaannya di semua bidang, mulai dari pertanian, budaya, pertahanan dsb, mendidik rakyatnya dengan mendirikan menara pengamat bintang sehingga mereka mampu menjadikan tanda alam sebagai ilmu untuk menyejahterakan rakyat. Termasuk mengakhiri banyak pemberontakkan yang terjadi selama masa pemerintahannya dengan tegas dan tanpa pandang bulu menghukum orang-orang yang melakukan pemberontakan terhadap kerajaannya. Bahkan kepada orang yang sangat dicintainya, dia tetap melakukan eksekusi sebagai seorang pemberontak. Meskipun tak dapat dipungkirinya bahwa dia pasti merasa sakit harus melakukan semua itu pada orang yang sangat dicintainya. Tapi semua yang terjadi pada diri sang ratu adalah karena dia memang ditakdirkan mejadi seorang ratu sampai akhir hayatnya dan takdir tidak memberinya kesempatan untuk menjadi orang biasa kembali. Karena takdirnya adalah menjadi sang ratu.
Kisah Queen Seondeok ini memiliki akhir yang mungkin tidak diharapkan penonton, karena berakhir dengan kematian sang ratu seondeok (Deokman). Tetapi sebelum dia meninggal karena sakit yang dideritanya, dia telah benar-benar melaksanakkan semua tugas yang diembannya sebagai seorang Raja. Meletakkan dasar penyatuan 3 negara, memajukan kerajaannya di semua bidang, mulai dari pertanian, budaya, pertahanan dsb, mendidik rakyatnya dengan mendirikan menara pengamat bintang sehingga mereka mampu menjadikan tanda alam sebagai ilmu untuk menyejahterakan rakyat. Termasuk mengakhiri banyak pemberontakkan yang terjadi selama masa pemerintahannya dengan tegas dan tanpa pandang bulu menghukum orang-orang yang melakukan pemberontakan terhadap kerajaannya. Bahkan kepada orang yang sangat dicintainya, dia tetap melakukan eksekusi sebagai seorang pemberontak. Meskipun tak dapat dipungkirinya bahwa dia pasti merasa sakit harus melakukan semua itu pada orang yang sangat dicintainya. Tapi semua yang terjadi pada diri sang ratu adalah karena dia memang ditakdirkan mejadi seorang ratu sampai akhir hayatnya dan takdir tidak memberinya kesempatan untuk menjadi orang biasa kembali. Karena takdirnya adalah menjadi sang ratu.
Setelah dinobatkan menjadi penguasa Silla, Sang Ratu akan benar-benar merasakan betapa berat tugas tersebut. Karena sebagai seorang penguasa, akan ada banyak pihak yang memiliki motif untuk menggulingkan dia dari kekuasaannya sebelum tugas yang diemban dari leluhurnya Raja Jinheung selesai dilaksanakannya. Pihak-pihak tersebut tetaplah dari pihak Mishil dan sekutu-sekutunya.Mishil di sini juga merupakan seorang wanita yang benar-benar berpengaruh di kalangan bangsawan dan lihai dalam berpolitik sehingga berbagai hal dapat dilakukan pihak Mishil untuk merebut kekuasaan kerajaan. Tetapi tujuan mishil ingin menggulingkan tahta kerajaan hanya sekedar untuk memenuhi hasratnya saja supaya bisa menjadi seorang ratu dan mengeruk keuntungan serta membodohi rakyat kerajaan Silla. Tetapi pada akhirnya bangsawan Mishil mengakhir kehidupannya sendiri.Tetapi itu semua dilakukannya tetap dengan motif, meskipun dia tidak dapat melakukannya sendiri, dia memberikan tugas perebutan kekuasaan itu kepada putranya yang menurutnya akan lebih memilki peluang besar untuk melakukannya. Dan karena kematiannya itu juga akan mendukung kepercayaan putri deokman pada putranya
Dalam keadaan sang Ratu yang selalu merasa kesepian atas kompensasinya memegang kekuasaan dimana dia merasa tidak dapat mempercayai siapapun karena adannya orang-orang yang bermotif seperti Mishil. Beruntung terdapat Bidam yang menjadi bagian sekutu dari Sang Ratu, seseorang yang sama seperti sang ratu yang tidak dibesarkan di kerajaan yang karena hal itulah dia bisa memperlakukan individu sang ratu sebagai seorang penguasa saja, dia hanya mampu memperlakukan sang ratu seperti apa kata hatinya, memperlakukan sebagai diri sang ratu seutuhnya. Sang ratu pun meminta Bidam untuk tetap selalu menjadi Bidam yang dulu supaya Sang Ratu tetap dapat merasakan dirinya dulu yang utuh sebagai seorang Deokman. Karena itulah muncul perasaan satu sama lain di antara mereka. Sampai pada suatu saat sang ratu bisa memutuskan berencana untuk menikah dengan Bidam.
Tetapi tetap saja meskipun sang ratu memiliki perasaan terhadap Bidam dia tahu bagaimana sifat Bidam, seseorang yang gampang dipengaruhi pendiriannya. Jadi meskipun sang ratu bisa mempercayai Bidam ketika sang ratu masih hidup tetapi sang ratu tidak bisa mengetahui bagaimana keadaan Bidam apabila sang ratu meninggal dulu sebelum Bidam. Sehingga dia memberikan pesan kepada Chuncu untuk membunuh Bidam apabila sang ratu meninggal kelak supaya kekuasaan tetap tidak jatuh kepada Bidam meskipun Bidam telah memiliki perjanjian bahwa bidam juga akan turun dari tahta apabila sang ratu maninggal terlebih dahulu. Sangat disayangkan juga pesan yang disampaikan sang ratu pada Chuncu, padahal Bidam membuat perjanjian itu dengan tulus untuk sang ratu bahkan dia telah bertekad tidak meneruskan apa yang diwasiatkan ibunya,mishil, kepadanya karena Bidam telah dapat berpikir bahwa kekuasaan tidak lebih dari apa yang didapatkan dari ketulusan dan perasaannya pada sang ratu.Tetapi pada akhirnya meskipun Chuncu belum melakukan niat untuk membunuh Bidam, pihak sekutu Mishil telah berusaha membunuh Bidam dengan memanfaatkan nama sang ratu. Meskipun Bidam tidak dimaksudkan untuk dibunuh oleh sekutu Mishil melainkan hanya untuk memfitnah nama sang ratu di hadapan Bidam. Dan karena itulah sekutu Mishil mampu mengadu domba keduanya, terutama mempengaruhi bidam supaya benar-benar tidak meyakini sang ratu bahwa sang ratu yang dia cintai tidak pernah mempercayainya. Hal itu membuat pendirian Bidam goyah dan melakukan pemberontakan untuk menjadikan dirinya menjadi seorang raja dengan maksud untuk tetap dapat memiliki sang ratu karena Bidam merasa bahwa sang ratu akan menghabisinya sebelum mereka dapat bersama. Padahal sang ratu yang dia cintai selalu mempercayai dia sepenuhnya,dan mengubah pendiriannya untuk tidak memerintah silla sampai akhir hayatnya tetapi bermaksud menanggalkan tahtanya dan kemudian hidup bersama Bidam. Tetapi karena apa yang dilakukan bidam sebagai pemberontak membuat Bidam tersudut, maka tak pelak sang ratu tidak bisa menghindarkan anggapan bahwa orang yang dicintainya dianggap sebagai musuh kerajaan dan harus dijatuhi hukuman.
Pada akhirnya Bidam mendapati fakta bahwa sang ratu memang benar-benar mencintainya. Sebuah pukulan berat yang harus diterimanya sehingga dia memutuskan untuk menemui sang ratu. Tetapi karena dianggap sebagai pengkhianat, dia dihalangi oleh lusinan kompi prajurit ketika ingin menemui sang ratu. Dihadapinya semua itu seorang diri tetapi ketika tinggal sepuluh langkah di depan sang ratu dia terbunuh oleh pedang Yushin sendiri. Dan sebagai seseorang yang benar-benar mencintai sang ratu sebelum akhir hayatnya dia membisikkan sebuah kata yaitu nama kecil sang ratu, deokman. “Deokman” satu kata yang pernah dikatakan sang ratu kepada bidam bahwa sang ratu rindu mendengar namanya dipanggil seperti itu. Dan karena keadaannya sebagai sang ratu maka tak satupun dapat memanggil nama sang ratu lagi sebagai deokman karena dengan alasan melakukan itu untuk mengabdi atau mencintainya tetap saja diartikan sebagai pengkhianatan. Dan memang akhir yang tragis bagi seorang Bidam, demi menunjukkan perasaanya kepada sang ratu, dia ditakdirkan sebagai seorang pengkhianat di akhir hayatnya.Tetapi paling tidak dia tetap dapat menjadi seorang Bidam. Seorang Bidam yang membuat sang ratu sangat mencintainya meskipun takdir sang ratu sebagai penguasa dan takdir keberadaan Bidam dari awal kelahirannya ke dunia adalah sebagai bentuk pengkhianatan. Dan meskipun terdapat keberadaan cinta diantara mereka, tapi tetap saja cinta tidak dapat mengubah takdir itu. Tetapi ada satu hal yang sempat dipikirkan Bidam sebelum ajal menjemputnya bahwa Bidam memang orang yang dicintai ratu, satu hal yang juga diharapkan Bidam pada sang ratu sejak dulu.
Sebelum kematian Bidam sebenarnya sang ratu telah mendapatkan pertanda dari mimpinya bahwa dia akan mendapatkan sekali lagi hal yang berat akan menimpanya yaitu dia akan ditinggalkan orang yang dicintainya. Mimpi serupa sebelumnya juga telah diterima sang ratu ketika dia mulai menyusuri jejaknya untuk menuju takdirnya sebagai sang ratu yang juga merupakan pertanda kepadanya bahwa dia akan mengalami hal yang berat setelah memutuskan jalannya untuk menjadi penguasa. Mimpinya lah yang pada akhirnya menunjukkan konsekuensi berat terhadapa hidupnya.
Tiga hari setelah Bidam meninggal, sang ratu pun menyusul untuk tutup usia karena penyakitnya yang semakin parah. Dan Yushin menjadi saksi kepergian sang ratu untuk selama-lamanya.
0 komentar:
Posting Komentar